Kota hitam
Cahaya
bulan hanya menerangi kota
Menghilang
bagaikan kegelapan kata
Hitam
yang menyelimuti sudut kota
Hitam
warna itu yang terlihat pada kota
Rembulan
cahaya keheningan
Gelap
itu kembali datang
Rembulan
raksasa mempunyai sejuta alasan
Dan
aku menangis ketika dating
Kota
hitam itu bukan lah kesedihan
Kota
hitam itu melaikan tanda awal kehidupan
Kota
hitam itu menjadikan titik dari adanya peradabpan
Kota
hitam itu adalah awalnya terbitnya terang tanda sebagai cahaya ingatan
Jogja ini lah kau . .
Jogja
ini lah kotaku dimana aku mulai berpijak dan berjalan
Jogja
ini lah kotaku disaat aku melihat, mendengar, mengengam dan
Jogja
ini lah kotaku yang dipenuh dengan mall-mall yang tinggi disekelilingnya dan
Jogja
ini lah kotaku yang selalu dipenuhi dengan para pengendara dan pejalan
Jogja
ini lah kotaku terlihat lalulintas yang selalu hidup baik pagi ataupun malam
dan
Jogja
ini lah kotaku angin yang sudah terkontaminasi selalu membawa banyak penyakit
dan
Jogja
ini lah kotaku raja merah yang selalu memberikan cahaya panasnya kepada kami
dan
Tapi
ini lah Jogjaku kota yang selalu memberikan cinta dan warna dalam hidupku
apapun yang ku diinginkan . . .
Tengah malam ini . . .
Cahaya
kota yang terhapus pada tengah malam..
Kota
yang menari pada saat malampun datang..
Adakah
tidak adakah cahaya yang menerangi kegelisahan ini..
Dan
hanya adalah disini kesendirian yang selalu menemani sunyi ini…
Kesakitan
adalah kedamaian yang telah dirusak..
Gelap
ini bagaikan menghilangnya sebuah mutiara..
Kau
yang disana apakah mengerti dengan kegelisahan ini..
Kau..marilah
dan lihat tertawaan dalam sebuah topeng..
Taakan
ada alasan dan taakan ada pikiran itu lagi . .
Itu
kah apa yang ingin kau lihat selama ini yang berada didekatku..
Cahaya
kota yang sudah terhapus dan menghilang saat malam ini . .
Hilanglah
kehidupan hilanglah harapan dan hilanglah seseorang yang kugelisahkan mala mini . .
Tersesal
olehmu
Olehnya
malamku telah sirna,
Setapak
malam menghilang pergi.
Sekarang
hampa ini datang membayang
Kegelisahanku
masih datang.
Tersesal
diriku menyesal.
Sunyi
bagaikan waktu itu senyum menghilang.
Kini
hidupku menjelang sesal,
Diam
tiada guna apa aku.
Lelah
diriku untuk melangkah kembali
Tersesal
yang menyesal tak guna,
Hanya
menambah luka jiwa.
Tertatih
menunggu hal yang pasti
Kuberharap
yang esok kuharap.
Pergi
meninggalkan semua alasan.
Bayangan
ini sirna oleh hinamu.
Pesan
lama yang selalu terpenjara hati.
Senja
Malam
turun perlahan-lahan
Damai
sentosa hening terang
Sunyi
senyap alam sekarang
Suara
angina tertahan-tahan
Bunga
di kebun menutup kuntum
Lalu
tertidur di dalam duka
Burung
termenung mengingat suka
Dalam
sarang rasa dihukum
Sukma
sunyi seperti dahsyat
Lemah
lesu karena rawan
Hati
rindu memandang alam
Diam
takut menanti malam
Terkenang
aku akan rupawan
Akan
adinda diikat adat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar